Postingan

KAMU SUKA MAKAN? INI, 10 ALASAN KENAPA YUMMY APP WAJIB ADA DI HP KAMU!

Gambar
    Siapa sih jaman sekarang yang nggak suka makan? Pasti semua orang suka. Bagi kamu yang hobi kulineran dan hobi masak, ini alasan kenapa Yummy App wajib ada di hp kamu: 1.  Yummy App Menyediakan Berbagai Menu Pilihan Kamu yang senang membuat lidah menikmati cita rasa makanan khas daerah, tak perlu jauh-jauh menemukan rumah makan yang menjual menu tersebut. Makanan khas negara lain pun tersedia di Yummy App . Tanpa menunggu lama, kamu bisa menemukan berbagai kreasi masakan ala negara manapun di halaman utama Yummy App .  Misalnya, makanan khas negera Korea. Tengah malam, iseng bikin ramen ala Korea sambil maraton nonton dramanya? Jelas bisa! 2.      Aplikasi yang Gampang Buat Belajar Memasak Biasanya orang yang hobi kulineran, tidak akan puas hanya dengan menikmati makanan. Secara bertahap, pasti juga akan suka memasak. Tak perlu cemas, untuk kamu yang hobi kulineran tapi sama sekali belum bisa masak. Dengan aplikasi Yummy App kamu bisa belajar memasak dari nol. Pada m

Hentak

Gambar
Serasa mendengar pukulan bedug. Dada ini, ada yang menghentak-hentak. Sembari bergumam kusebut nama satu-satu. Ibu Ayah, Adik-Kakak, Sahabat... Guru-guru.... Aku mengumpulkan kekuatan baru dengan menyebut sederet nama sakral itu.                                                                                                                                      

Hai....

Gambar
Hai... aku ingin menyapamu sekali lagi. Untuk hari ini, menyaksikan senyum manismu menambah amunisiku melawan garangnya kehidupan masa kini. Hai... Untuk yang kesekian kali. Aku ingat senja belum sempurna merah saganya. Dan barangkali langit lebih mengerti tentang senyum yang mengembang tersembunyi. Hai... Aku selalu ingin mengalihkan duniamu. Menghentikan waktu sejenak, dan menyelami dalamnya pemikiranmu. Hai... Mungkin kamu selalu belajar bersikap dewasa. Tapi bagaimanapun juga aku tahu, tidak ada salahnya sesekali kau memakiku. Seperti yang sudah-lewat. Bukan begitu? :) Hai... Aku rindu. Hai... Darimu.

Mamak

Gambar
Lagi-lagi aku ingin menuliskan banyak hal tentangmu, Mamak. Wanita tangguh yang seringkali mengemas derita hidup seorang diri. Teringat bagaimana rasa haru menyertaimu saat kau tuturkan tak ada pilihan lain selain berpuasa selama mengandung dan melanggengkan sholat dhuha, demi kelancaran prosesi melahirkan sang buah hati. Mengingat vonis dokter yang mengerikan. Kabar bayi dalam kandungan atau ibunya tidak akan selamat, membuat bulu kudukmu meremang bersamaan. Namun apa yang terjadi? Tuhan benarbenar Maha Kuasa, bukan? Maka, dengan kekuasaanNya terlahir bayi perempuan tanpa hambatan. Bayi teringan yang pernah kau lahirkan. Dan serta merta kau tangisi...Karena (kekurangan nutrisi), hihi... Sampai saat tumbuh kembangnya pun harus rutin diterapi dengan baluran daun kemangi, supaya kaki lemahnya bisa melangkah, tanpa lunglai lagi. Hingga akhirnya, bayi yang dulu ringkih itu sekarang tumbuh seperti ini. Tumbuh menjadi gadis perempuanmu, gadis sederhana, yang masih terus menelusuri jalan keb

Tak Kuketemukan

Gambar
Aku mencarimu Mencarimu... Mencarimu... Terus mencarimu Dalam bara pemanggang hewan sajian Serta lengkingan desakan besi berjalan Juga gegap gemerlap lampu diskotik Pun juntaian akar kalimat maupun mimik Aku mencarimu Terus mencarimu... Kau, yang barangkali meliuk terbawa udara kehidupan -namun tak kuketemukan Kau, yang barangkali berbisik di antara nyanyian katak dan hujan -namun tak kuketemukan Kau, yang barangkali sengaja bersembunyi dalam gumpalan debu jalanan -namun jua tak kuketemukan Aku mencarimu, dengan sisa-sisa tenaga yang tak terbilang hilang

Senja Kedua (1)

Gambar
Titik terburuk yang pernah aku lakukan dan kusesali seumur hidup adalah menghancurkanmu sebelum kau benar-benar hancur. "Kau harus membayar harga setimpal," katamu sambil menyeringai. Bahkan jeda yang menjadi begitu lama ini membuatku tak berani menatap wajahmu. Wajah yang tak pernah kuijinkan terangkat untuk melawanku. Aku tak tahu bagaimana berhadapan denganmu, sekarang. Apakah ini waktunya? Tidakkah bisa berkompromi?  Setidaknya, jika aku tak terburu menganggapmu sebagai pembawa sial dalam kehidupanku, semua ini tak akan terjadi! Kutonjok cermin yang tertawa pongah menyaksikanku. "Tidak. Ini belum saatnya," desisku dengan napas naik turun. Ya, aku tak bisa membiarkanmu, mengalahkanku. Bersambung....

Rasa dan Kematiannya

Gambar
Semenjak saat itu, aku tersadar bahwa bulir-bulir rasa yang menetes satu-satu dari ketinggian harapan itu hanya aku yang menyaksikannya. Terjatuh, merembas, sampai pada kemasygulan jiwa. Menggerutuk.... Mengamuk.... Mengutuk.... Caci maki - sumpah serapah menguar dalam kealphaan.... dalam remang-remang kehampaan.... Sementara aroma petrichor sudah beberapa dekade lenyap tak diketahui keberadaannya Hanya daun-daun kering yang tersisa dan saling bergesekan Api meletup di antaranya. Membakar... Menyebar... Melahap semesta Dan di sana jiwaku terkapar tanpa mampu berbuat apa-apa Nanar..., menatap sekujur tubuh tanpa nyawa.                                                    Sayup suara menggema, "Kau sudah lama mati..." aku mendengarnya...                                "Kau sudah lama mati..., dan kukubur diam-diam," ujarnya dengan senyum melintang, masam.