Ada Apa dengan Karya Ahmad Tohari?


Dulu, ketika saya masih duduk di bangku Madrasah Aliyah, guru Bahasa Indonesia sering berbicara mengenai sastra tempo dulu, nama sastrawan yang sering dicawelnya adalah Ahmad Tohari. Ketika itu saya belum tahu pasti alasanya karena memang saya awam sekali mengenai sastra. Namun rasa penasaran membuat saya ingin tahu lebih lanjut mengenai karya-karya Ahmad Tohari. Tatkala saya mulai menikmati hidangan karya dari Ahmad Tohari, saya berkomentar, "wajar beliau suka." Di sini saya akan berceloteh sedikit mengenai karya Ahmad Tohari, namun bukan dari sudut pandang sastra, karena kau tahu kan -saya awam mengenai sastra- jadi, saya mencoba untuk memahami dari sisi psikologisnya.


Dalam setiap karyanya, baik itu Ronggeng Dukuh Paruk, Berkisar merah, Kubah, dsb, Ahmad Tohari selalu mampu menghadirkan tokohnya yang nyata seperti dalam kehidupan sehari-hari. Tokohnya benar-benar hidup, tidak janggal dan masuk akal. Banyak sudut pandang yang dapat diselami pembaca, mengenai manusia yang sebenarnya manusia. Manusia yang selalu haus akan aktualisasi dirinya, manusia yang memiliki banyak need dan press. Manusia yang terstruktur dari id, ego dan super ego.


Karya Ahmad Tohari kaya akan pelajaran, akan manusia yang berhasil memiliki eudaimonia mapun kesejahteraan psikologisnya, manusia yang sekedar mendapat kesejahteraan subjektif pun ada. Dan yang tak pernah lepas dari Ahmad Tohari adalah penuturannya tentang hakikat manusia, yang memiliki pencipta, dan sadar akan kekuasaaan mutlak dari Tuhan semesta alam. Pada akhirnya saya hanya mampu mengatakan, karya Ahmad Tohari adalah karya yang terintegritas secara cerdas! 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mamak

Rasa dan Kematiannya

Pada Putaran Waktu