Gagal Move On

Setelah dirasa-rasakan, ternyata ada yang kurang. Padahal belum ada enam bulan dari masa yudisium universitas, Om Mamat bilang, belum bisa move on dari USM! Tapi benar juga. 

Lucunya, saat sedang menjalani kuliah hawa ingin segera lulus selalu menggoda. Tapi sekarang setelah tak pernah lagi menikmati penampilan dosen membawakan materi kuliah dengan cara khasnya masing-masing, serasa ada yang hilang. Serius.

Ya walaupun saat kuliah sering kesulitan membagi waktu. Tugas seabrek dan kebutuhan mengumpulkan rupiah yang tak bisa ditinggalkan. Lelah yang tak terbilang, namun segera sirna saat menginjak gedung Psikologi dan bertemu teman-teman. Adakalanya (sering sekali bahkan) lari-lari dengan sisa tenaga kemudian membuka ruang kelas, dan menjadi bintang iklan sesaat. Masuk dengan wajah tanpa dosa, Dosen pasti sudah sangat hafal, hihihi... 

Di kelas sebenarnya hanya duduk manis, persis kayak lagu anak SD dulu. Siji loro telu, asthone sedeku, mirengake bu guru... 

Kemudian menyimak serunya diskusi kelas, atau ikut patungan ketawa saat ada yang lucu.

Kangen sapaan ramahnya Mamah Nawang, penampilan enerjiknya Mamah Wiwiet, auranya Mbak Yaya, absensinya Pak Jarjik, ups.... dan horornya kelas saat diajar Mamah Riris, hehehe... 

Yang pasti setiap dosen itu menyenangkan. Mereka selalu mau membagi pengetahuannya kepada pecundang dan pemalas seperti saya. Semoga kesehatan & kesejahteraan senantiasa dilimpahkan Tuhan untuk insan-insan mulia tersebut.

Setelah keramaian di kelas, yang tak bisa dipisahkan dari serunya kuliah adalah nongkrong di kucingan atau tempat favorit WARJOK bareng Nency Lovers. Ngobrol ngalor ngidul sambil nunut WIFIan. Ada Fella yang suka ngamatin mas-mas manis, mbak Nurul yang hobi download lagu manca, Bunga yang sukanya nyemil sambil kipas-kipas, Ahjussi yang khusyuk sekali kalo sedang makan, Kakak yang terlihat paling pendiam (teringat saat KKL mendapat penghargaan mahasiswa paling terdiam, wkwkwkwkwk), dan Mbak Retno tetua yang disebut ahli bahasa.

Sudah dulu ah....