Karena Kalau Mau, Hidup Tak Sesulit Itu!

Banyak orang beranggapan, hidup ini teramat sangat sulit. Lebih khusus hidupnya lebih sulit dibanding dengan hidup orang lain. Benarkah begitu? Mari kita telusuri bersama, apa benar begitu atau bagaimana?

Saya ingin bertanya, ”Berapa banyak waktu yang benar-benar anda nikmati dalam sehari, -saat anda merasa benar-benar hidup?”
Setengah jam? Satu jam? Tiga jam? Delapan jam?

Jika waktu yang anda nikmati semakin sedikit, bahkan tidak ada seperdelapan dari putaran 24 jam, itu berarti anda kurang bisa menikmati hidup! Bisa jadi karena beban-beban yang anda jinjing kemana-mana di atas pundak. Entah itu terlilit hutang, diputus pacar, atau tengah mengalami peristiwa lain (yang lebih tragis) dan membuat anda berkecimpung dalam ketidakberdayaan. Anda sendiri yang tahu jawabannya J.

Pertanyaan berikutnya, Apa iya sih, anda benar-benar menderita?” Cek lagi setiap detail kejadian, entah itu patah hati, sakit hati, dikecewakan, atau apalah anda menyebutnya. Boleh saja anda menjawab dengan tegas, ”Ya. Saya menderita!” Oke, sekarang ingat-ingat lagi berapa lama anda menghabiskan waktu untuk mendalami perasaan-perasaan tidak enak yang sudah disebutkan tadi?

Berapa jumlah keseluruhannya? Jika semakin banyak waktu yang anda habiskan, berarti anda tidak menderita.

Lho..., kok bisa?

Iya benar. Anda tidak menderita. Anda cuma merasa paling menderita. Dan seperti dalam tata bahasa yang sudah berkembang di jagad raya, antara menderita dan merasa paling menderita itu jauh beda. Merasa paling menderita menjadikan kita tidak bisa melihat penderitaan yang lebih besar. Dan penderitaan yang lebih besar itu ternyata bukan saya ataupun anda yang mengalami, guys! Tapi orang lain. Mulai bacalah dengan seksama hidup orang di sekitar anda, lalu bandingkan dengan hidup anda. 

Apa yang anda rasakan setelah membandingkan? Masih merasa paling menderita? Ingin mati saja? O...o....

Mati Bukan Solusi!

Banyak orang menganggap mati bisa menyelesaikan segala persoalan hidup. Yakin? Emm..., jika memang iya, pasti cita-cita setiap orang adalah ingin mati. Bagaimana dengan anda?

Pertanyaannya, dulu dan sekarang –saat anda masih ngompol di celana sampai usia detik ini, apakah anda menjawab ingin mati ketika ditanya apa cita-citanya? Jika anda menjawab ingin mati, anda benar-benar luar biasa! Karena pada umumnya, anak kecil yang masih ingusan akan menjawab: menjadi pilot, polisi, dokter, guru, dan kawan-kawannya. Ketika usia bertambah cita-cita tidak ke profesi lagi, tapi lebih menjurus ke materi: ingin punya rumah, punya mobil banyak, dan kawan-kawannya. Dan coba tanya para lansia, apa cita-citanya? Adakah yang menjawab mati? Paling menjawab menunggu dipanggil Tuhan.

Menunggu euy.., bukan ingin mati.  

Dan tahukah anda, antara menunggu dengan ingin mati itu jauh beda, seperti dalam tata bahasa yang sudah berkembang di jagad raya.

Saya serius bertanya, apa alasan anda ingin mati? Bosan hidup? Bengah? Temukan alasannya kenapa anda ingin mati. Alasan yang kuat dan akurat. Setidaknya bisa membuat anda tidak menyesal seumur anda memutuskan ingin mati!

Bukankah anda ingin mati karena berharap rasa aman? Apakah setelah mati anda benar-benar akan aman dan lepas dari penderitaan? Jika anda yakin 100% silahkan mati sekarang!

Koleksi Xantoung X-Pressi 

Relax: Nikmati dan Dengarkan Suara Hati

Dari awal tulisan hingga akhir saya sengaja menebalkan kata benar-benar. Sekedar untuk menegaskan bahwa selama ini kita hidup masih setengah-setengah. Tidak totalitas. Maka sebenarnya kita tidak benar-benar menderita, kita tidak benar-benar ingin mati, kita hanya benar-benar lupa bukan kita yang benar-benar menderita. Kita benar-benar sangsi dengan kekuasaan mutlak di luar kemampuan manusia. Kita benar-benar apatis dengan suara hati kita sendiri. Benar-benar mengabaikannya!

Sekarang, mulai dari detik anda merasa paling menderita, detik anda merasa bahu terlalu lemah untuk menopang banyak beban, -detik ini juga, luangkan sedikit waktu untuk merenung. Bukan meratapi nasib. Lemparkan permasalahan anda tepat di tengah supaya anda bisa mengamatinya dari berbagai tempat. Jika pandangan anda masih belum jelas, coba pejamkan mata. Bayangkan anda berada di lapangan bola dan permasalahan itu di tengahnya. Kelilingi masalah anda, amati dari sudut manapun. Lalu, biarkan pikiran anda melalang buana, dan hati menyuarakan pendapatnya. Anda hanya perlu relax: nikmati dan dengarkan suara hati. Dan anda akan bernapas lebih lega dari sebelumnya :).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mamak

Rasa dan Kematiannya

Pada Putaran Waktu