Jaring Laba-Laba di Kepala Dzarwa (5)


Entah, sudah keberapa kalinya aku menyaksikan kedua putriku terlihat begitu serius. Ini di luar kebiasaan mereka. Keusilan Dzary pada adiknya berkurang intensitasnya. Dan Dzarwa, yang hampir setiap harinya bisa dijumpai di depan layar tv, kini tidak lagi. Mereka berdua -lebih-lebih Dzarwa, tampak sering termenung dan menjadi sedikit bicara. 

"Hei..., Dzary ini sedang tayang film kesukaanmu," ucapku dengan nada satu oktaf.

Dzary melongok sebentar, kemudian berlalu tanpa sepatah kata.

"Dzarwa, kau sedang apa?" Aku berharap Dzarwa mau lekas mendatangiku.

Dzarwa lebih parah, tidak menjawab sama sekali. Kuhitung, lima menit, sepuluh menit, batang hidungnya tidak juga menampakkan diri. Kuganti channel tv, seseorang menghempaskan tubuhnya di sampingku. Dzarwa menatapku tanpa berkedip. Aku membalas menatapnya.

"Ibu, bisakah menolongku?" Dzarwa sudah terlebih dahulu menodongkan permintaan padaku.Aku menganggukan kepala.

"Ini mungkin terdengar agak aneh, Bu. Tapi tolonglah! Dzarwa tidak tahu lagi akan bertanya kepada siapa. Tidak mungkin Dzarwa mendiskusikan masalah ini dengan guru di sekolah."

Aku mengerutkan dahi. Dzarwa tak biasanya banyak basa-basi seperti ini.

"Emm..., Ibu tahu kan tentang laba-laba? Tidak, maksud saya jaring laba-laba..." Dzarwa memelankan suaranya.

Aku menggelengkan kepala,

"yang katanya bertengger di kepalamu ini?" kuoyak rambutnya yang bergelombang. Dzarwa menjauhkan kepalanya, sambil berujar,

"Bukan seperti itu, Bu. Ini mungkin sedikit absurd, tapi ini nyata." Dzarwa menoleh ke Dzary yang bersandar di pintu kamarnya. Dzary mengangkat bahunya.

"Ini sulit dijelaskan. Ibu hanya perlu menjawab pertanyaan yang Dzarwa ajukan." Ucap Dzary membuat lega Dzarwa.

"apa itu?" 

"Begini Bu, Dzary pernah berkata dalam posisi bagaimanapun seseorang tetaplah bisa bahagia. Bagaimana dengan pernikahan yang penuh dengan penderitaan. Emm, perselingkuhan, bagaimana jika..." Dzary menggigit bibirnya, suaranya terdengar ragu-ragu.

Aku masih menatapnya tidak percaya. Dzarwa, pertanyaan seperti itu dan jaring laba-laba di kepalanya?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mamak

Rasa dan Kematiannya

Pada Putaran Waktu