Sepenggal -Kenangan-

Hujan sore kemaren, masih menyisa aroma debu yang membumbung dalam lorong-lorong pernapasan. Dentuman airnya cepat dan keras. Terasa sampai menghentak bilik perasaan terdalam. Pasang surut rasa menari-menari layaknya ombak menepikan buih. 

Perih. 

Sekujur jiwa menggeliat, bersikeras membebaskan diri dari mantra alam yang meliarkan kenangan. Namun sesaat kemudian terjerembab. Dan sekeliling berubah rimba. 

Seperti juga jiwa, ada yang hendak membebaskan diri. Daun-daun mengibas, tampak kesakitan terhantam hujan. Atau mungkin sebaliknya, tidak kesakitan namun malah kegirangan?


Hujan, mantra alam pemanggil kenangan. Dokter manusia dari amnesia sementara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mamak

Rasa dan Kematiannya

Pada Putaran Waktu